Langsung ke konten utama

Denok 2018

  Cerita ini dibuka oleh perkenalan seorang siswi bernama "Tina adnan sanjaya" begitu pak ari mengenalkan seorang siswi cantik pindahan dari cilacap. "Mulai sekarang inyong eh tina bakal jadi teman baru kalian, dijaga yang baik ya bila perlu kasih buble plastic biar nggak lecet". Kata pak ari memungkasi perkenalan singkat tina di pagi itu.
Tina tersenyum, memandangi teman teman barunya, ya mau gimana lagi mau perkenalan sambil main debus juga enggak recomended jadi senyum aja.
Setelah pak ari selesai memperkenalkan tina, tina segera menuju kelas yang telah di pilihkan gurunya untuk dia, Tina berjalan sambil dadah dadah kayak ibu negara namun ditengah langkah kaki tina tiba tiba, gubrakkk Tina kepleset ditengah lapangan.  Semua murid tertawa melihat tina, sementara itu pak ari segera melompat dari mimbarnya mencoba menolong Tina dari syndrom malunya karena kepleset ditengah lapangan. "Kamu baik baik aja?" Tanya pak ari memastikan Tina baik baik aja. "Iya pak, saya baik baik aja". "Oh yaudah bapak kira tadi kamu kesurupan macan biskuat, yaudah jalan hati hati ya". "Iya pak" Tina kembali melanjutkan perjalanan dengan perasaan malu semalu malunya, ekspektasi disambut bak ratu berubah seketika, memang ekpektasi tak seindah relita.

Keesokannya saat Tina berjalan kaki menuju sekolah barunya, terdengar suara mesin motor bergemuruh menghampirinya, tenang dia bukan copet dia cuma denok, panglima tempur ikan cupang internasional, dia sangat dikenal oleh siswa smanya karena dia adalah pemimpin ketika ada lomba adu ikan cupang antar sma atau antar negara. "Kamu Tina ya?" Tina tidak menjawab dia masih berjalan sok cool mencoba menyelamatkan imagenya atas kejadian kemarin. Denok melanjutkan omonganya tadi "mau numbuh 3-5 cm dalam satu tahun? Cek ig kita sis" eh enggak gitu deng  enggak mungkin juga denok jadi resseler obat penumbuh badan kan?. Enggak pula tiba tiba denok menghampiri tina sambil bawa motor jupiter berkecepatan 4gnya terus noleh ke tina sambil bilang "terimakasih klinik tongpeng" Tidak, jaman sekarang tongpeng udah ilang dari peredaran. Kejadian sebenarnya begini, duuuduuuuuduuuu (suara motornya denok bukan suara blackpink)  "kamu tina ya?" Tina enggak menjawab, lalu disambung oleh denok lagi "aku ramal kita akan bertemu dikantin" setelah itu denok lenyap bersama jupiter 4g nya.

Setelah sampe dikelas tina masih bertanya tanya tentang anak lelaki tadi dalam benaknya terpikir "itu anak siapa ya? Apa dia anaknya roy kiyoshi kok bisa ngeramal ngeramal gitu?". Kira kira begitulah pikirannya Tina. "Ah daripada pusing pusing mending gue kekantin aja nanti, mungkin aja ketemu lagi sama dia". Tina bener bener nepatin janjinya, dia pergi kekantin, bukan buat makan juga bukan buat ngadain tausiyah, tapi buat ketemu sama denok.  15 menit si denok belum nampakin kumisnya yang basah itu, perasaan Tina mengatakan kalau denok nggak ada dikantin. "Ni anak kemana? Sering ngutang mbak mbak kantin kah? Kok nggak berani muncul". Tina mencoba menerka nerka sambil menunggu denok, tapi sampai bel masuk berbunyi, denok belum juga nampak batang idungnya.

Pas perjalanan pulang, denok baru menemui tina dikelasnya, "ramalanku salah, kita justru bertemu disini" si tina nyengir sambil bergumam "ni si ferguso ternyata bukan anaknya roy kiyoshi".  Tina masih marah gara gara dia nggak kekantin tadi, tina memilih pergi keluar sekolah nunggu angkot, tapi masih saja denok mengintili dirinya.
"Nunggu angkot?" Tanya denok.
Tina enggak jawab, dia langsung masuk keangkot tentu dengan diintili lagi oleh denok.
"Tina kamu cantik"
Tina melirik sedikit dari balik buku memasaknya lalu mencoba masa bodo lagi.
"Tapi sayang, aku belum mencintaimu, enggak tau kalau nanti malem, mungkin aku ketiduran".

Tok tok tok

Tiba tiba saja Tina mengetok pintu angkot yang menyadarkan abang abang angkot dari fokusnya mengemudi.

"Kanan bang"
"Kiri dekk"
"Eh iya itu, ini" tina menyodorkan uang 5000an ke abang tadi.
"Terima kasih" kata abang tadi sambil memasang tangan melipat kayak mbak mbak indomart.

Denok melakukan hal yang sama, ia turun dari angkot itu berusaha mengejar tina tapi sudah terlalu jauh, maka akhirnya dia hanya bisa memandangi tina dari jauh sampai akhirnya tina lenyap dari pandangan matanya.

  Berbulan bulan setelah kejadian tersebut, mereka kini sudah saling mengenal, termasuk tina yang sudah mengetahui bahwa denok sering tarung ikan cupang secara ilegal. Denok sering ijin secara enggak jelas untuk tarung cupang, dia tahu kalau tina enggak bakal ngijinin dia tarung ikan cupang kalau dia ngomong secara jujur.
Namun lain ketika suatu hari tina di beritahu denalova bahwa denok akan tarung cupang ilegal lagi.

"Denok, aku mau jalan jalan" suara tina mengagetkan denok dan kawan kawannya  yang tengah sibuk menyusun rencana buat nyerang base camp ikan cupang sekolah sebelah.

"Sekarang?"
"Iya!"
Denok melihat teman temannya, teman temannya menggeleng.

"Ya sudah tunggu dulu" Denok lalu mengambil motor 4gnya lalu mengajak tina berkeliling desa kemadu.

"Nah tina itu namanya langit" denok menunjuk langit yang berwarna biru.

"Udah tau, aku bukan anak tk denokkkk!"

"Nah itu pak joko"
"Kok kamu tau? Kamu kenal?"
"Dia bapakku"

Dudududududu suara motor denok diparkirkan didepan tukang bakso.

"Bang bakso dua ya" kata denok
"Siap 86".

Kini perhatian denok kembali tertuju pada tina.

"Tina ambil kerupuk itu"

Tina mengambil kerupuk yang ada di tempat krupuk sebelahnya.

"Udah terus?"
"Kamu patahin jadi dua"
"Udah, kenapa dipatahin?"
"Uang saku aku cuma kuat buat beli dua bakso sama setengah krupuk, krupuknya makan kamu aja"

"Njiiiiiirrrrrrrrrrrrrrrr" kata tina setengah kesel.

Malamnya ketika sibuk belajar, tiba tiba aja telepon rumah tina berdering, simbok segera bergegas mengangkat telepon tersebut.

"Non ada telpon?"
"Dari siapa mbok?"
"Denok non"
"Oh yaudah mbok" simbok lalu memberikan telepon tersebut ke tina.

"Iya?"
"Tin, besok kamu bawa materai 2 ya?"

"Buat apa? Surat wasiat?" Tanya tina agak nggak tahu maksud dari denok tadi.

"Enggak, bawa aja".

"Nok" suara tina bergetar, seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Iya tin?"

"Aku rindu".

"Jangan rindu, rindu itu berat, biar aku saja".

Tina tersenyum, hati tina berbunga bunga karena gombalan kadalnya denok tadi.

"Sudah, tidur tin, nanti kamu sakit"

"Ya, terimakasih nok"
"Heuuum"

Tutttuuttttuttttttt suara telepon diakhiri dari seberang.

Keesokan paginya saat tina akan menyerahkan materainya denok tak ada dikelasnya, ia mencarinya kekantin juga tidak ada, hanya ada gambleh disana, ditanyanya gambleh.

"Mbleh, denok mana?"
"Bukannya kemaren pergi sama lu? Makanya jangan suka keluyuran, laki mau tarung cupang aja lu larang"

Plaakkkk

Tina menampar gambleh.
"Jaga omonganlu ya, gue ngelarang karena gue baik"

"Baik apa nentang, cuiiihh" tiba tiba saja gambleh meludahi  tina, seketika tina mengangis meraung raung dikantin. Sadar bahwa dia sudah keterlaluan gambleh pun meminta maaf pada tina namun tina tak menggubris, dia berlari menuju kelasnya sambil menangis.
 
   Denok, mendengar bahwa gambleh menyakiti tina, akhirnya ia pun  menghajar cupang gambleh sampai babak belur,  mereka berdua akhirnya dipisahkan dan denok dibawa kebk, namun denok menolak, ia lebih memilih untuk pergi ke kantin. Pergilah ia kekantin lalu disusul oleh tina, setelah berdebat dengan ibu kantin karena utangnya, akhirnya ia pun diberi betadine oleh  ibu kantin. 

"Tina, kamu bawa materai kemarin?"

"Bawa, nih".

"Ambilin kertas".
Tina mencari kertas disekitarnya, namun ia tak menemukan

"Nggak ada nok, adanya tisu"

"Yaudah tisunya"

"Nih".

Denok menulis beberapa kalimat ditisu tersebut.

"Baca, keras" denok menyuruh tina membaca tulisannya keras keras.

"Pengumuman, mulai sekarang denok dan tina resmi berpacaran, jangan nikung atau gue unfollow instagram lo, waspadalah waspadalah".

Akhirnya mereka berpelukan setelah resmi menjadi sepasang kekasih, cieeee.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Afterlife

  “Tidak… dia nampaknya tak akan bertahan lebih lama lagi.” “Aku harap ini adalah moment-moment terbaik di sisa hidupnya.” Suara berisik itu terus bersahut-sahutan diruangan tersebut. Akiong yang sudah lama di terpa oleh penyakit lansia kini telah sampai pada kekalahan atas pertarungan hidupnya selama ini. Dunia perlahan memudar dari kedua matanya. “Mungkinkah ini saatnya?” tanya Akiong dalam hati. “ah memang saat inilah waktunya.” Pungkasnya lagi kemudian disambut dengan gelap yang perlahan mulai menjalari penglihatannya. Tiiiitttt……… detector jantung menyala, meniupkan bunyi Panjang yang akhirnya mensunyikan ruangan tersebut. Semua Nampak tak percaya dan setengahnya telah menduga, beberapa orang diruangan tersebut saling berpandangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya memeluk Akiong dengan isak tangis perpisahan.       ****** “ Ah dimana aku ini?” Tanya Akiong kaget, terbangun dari tidurnya. Matanya memutar sejenak, dipandanginya sekeliling ...

Yang akan terjadi pada kehidupan umat manusia di masa depan

  Masa depan adalah suatu periode waktu dengan berjuta ketidak pastian, kadangkala ia akan bersifat baik ataupun malah sebaliknya. Pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan oleh umat manusia hanyalah pada sebatas prediksi dengan probabilita kemunkinan terjadi yang sangat terbatas. Bisa aja hal itu meleset, namun bisa saja menjadi benar. Selain itu, ke akuratan dari prediksi tergantung dari sudut pandang dan persepsi orang lain pula. Kadang ke jelasan kalimat yang tidak utuh akhirnya menghasilkan sesuatu yang terlalu ambigu atau mempunyai dua makna yang bisa diartikan secara multilinier. Sehingga pada akhirnya kebenaran dari masa depan terkesan dirangkul dengan satu kalimat tanpa penjelasan terperinci.   Adapun masa depan adalah sebuah periode yang tidak menemui kepastian, namun bisa saya Tarik prediksi bahwa beberapa hal yang saya cantumkan mungkin bisa jadi hal yang akan terjadi di masa depan, walaupun tidak 100% benar, ataupun bisa 100 % salah, namun hendaknya semua perk...

Yuda dan Wulan

  Suatu hari disuatu sudut sekolah di pertengahan tahun 2018. Di sudut kelas ips 3, yuda seorang siswa setengah jangkung itu berdiri bersandar pada tembok kelas tersebut. Matanya untuk sekejap mengudara mengitari sudut sekolah yang mulai sepi. Hal ini karena angkatannya telah meninggalkan sekolah, dan hanya tersiksa adik-adik kelasnya yang masih berada di dalam kelas. Perbedaan kurikulumlah yang mengakibatkan hal ini bisa terjadi. “Baiklah anak-anak, sepertinya ada yang sedang menunggu kalian diluaran sana.” Kata Bu eko datang dari dalam kelas. Yuda yang sedari tadi melongok dari jendela tiba-tiba menunduk setelah seisi kelas mengalihkan pandangannya ke arah yuda. “Sialan. Bu eko kalau jail emang suka kebangetan.” Gerutunya. “Hei wulan, pangeran yuda sudah siap menjumputmu.” Kata salah satu anak mengejek. Wulan tersenyum sinis, perasaan malu dan senang itu bertarung hebat di dadanya. “Hei yuda, sedang menunggu siapa kamu disana?” Tanya bu eko seolah memulai interoga...