Masa depan adalah suatu periode waktu dengan berjuta ketidak
pastian, kadangkala ia akan bersifat baik ataupun malah sebaliknya. Pendekatan-pendekatan
yang bisa dilakukan oleh umat manusia hanyalah pada sebatas prediksi dengan
probabilita kemunkinan terjadi yang sangat terbatas. Bisa aja hal itu meleset,
namun bisa saja menjadi benar. Selain itu, ke akuratan dari prediksi tergantung
dari sudut pandang dan persepsi orang lain pula. Kadang ke jelasan kalimat yang
tidak utuh akhirnya menghasilkan sesuatu yang terlalu ambigu atau mempunyai dua
makna yang bisa diartikan secara multilinier. Sehingga pada akhirnya kebenaran
dari masa depan terkesan dirangkul dengan satu kalimat tanpa penjelasan
terperinci.
Adapun masa depan adalah sebuah periode yang tidak menemui
kepastian, namun bisa saya Tarik prediksi bahwa beberapa hal yang saya
cantumkan mungkin bisa jadi hal yang akan terjadi di masa depan, walaupun tidak
100% benar, ataupun bisa 100 % salah, namun hendaknya semua perkataan saya bisa
kita jadikan sebuah bahan renungan untuk menjadikan dunia lebih baik
kedepannya.
Apa saja yang bisa saja terjadi di masa depan?
Moralitas.
Kita akan membahas tentang sisi fundamentalis dari kaum yang akan menentukan kemana arah peradaban ini akan berjalan, yaitu umat kita sendiri, umat manusia. Umat manusia memegang kendali penuh atas kemaslahatan segala bentuk kehidupan di muka bumi ini, entah itu ke masa yang lebih baik atau malah ke masa yang lebih buruk.
Manusia disusun dari sisi fundamentalis yang berapa aspek
jasmaniah seperti fisik tubuh dan hal-hal yang berbau materialistic. Lalu komponen
kedua dari sisi psikologis dan moralitas seperti perasaan sedih, malas, rajin,
iri, dengki, benci dan semacamnya. Hal inilah yang menjadikan manusia sebagai
salah satu ciptaan tuhan paling mendekati sempurna, karena secara harfiah,
manusia menyadari tentang peran dan kemampuan kaumnya sendiri.
Abad ke 21, dimana teknologi mulai menemui kecanggihannya,
mendorong umat manusia ke tahap yang lebih baru. Manusia yang dahulu berkabar
harus menempuh perjalanan yang jauh, kini hanya perlu mengeluarkan biaya yang
sedikit untuk saling berkirim kabar. Dari contoh tersebut kita saja sudah
menaruh perhatian bahwa pergeseran komunikasi sosial umat manusia telah terjadi
karena pengaruh dari teknologi di era sekarang ini. Hal inilah yang akhirnya melahirkan
nilai-nilai baru dan standarisasi tertentu dikhidupan manusia baik secara
komunal atau secara general. Kemajuan teknologi membawa nilai baru yang cukup
rentan karena kurang diimbangi oleh kesadaran dari rasa saling pengertian. Hal ini
menjelaskan fakta bahwa trend secara materialistic telah mendapatkan panggung
tersendiri di era ini, manusia sudah cukup menetapkan standarisasi secara
material baik berupa pangkat ataupun kemewahan duniawi dan mencoba untuk
menormalisasikan hal ini. Hal ini dikhawatirkan berlanjut pada suatu masa
dimana umat manusia saling sikut demi meraih suatu legitimasi atau pengakuan
terhadap apa yang sudah ia usahakan. Saya rasa akan sangat wajar bahwa akan
terjadi persaingan secara tidak sehat antar negara, antar Masyarakat, antar
pelaku usaha dan mendorong mereka untuk melepaskan sisi kemanusiaan mereka. Banyak
dari mereka yang tidak beruntung akan menjadi korban dari sistem ini dan hal
ini juga akan terjadi pada mereka yang cukup waras secara moralitas sehingga
akan terjadi suatu kebimbangan besar antara mempertahankan moralitas yang
berbudi luhur atau menuruti fenomena kehancuran demi bisa mendapatkan sesuap
nasi. Pesaingan tidak sehat yang terus dinromalisasi akhirnya akan
melahirkan suatu fase dimana kepercayaan adalah sesuatu yang langka dan hampir
punah. Terlalu banyak pergolakan, rendahnya loyalitas, rawannya suatu
penghianatan akan jadi makanan kita di masa depan, dan kita memang seharusnya
memperhatikan hal ini secara seksama, karena ketidak bijakan memilah antara
kesuksesan dan kemanusiaan akhirnya menjadikan ilmu kiat-kiat menjadi sukses
hanya akan menjadi racun bagi manusia sendiri di masa depan.
Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu nilai yang terus merangkak di
era sekarang ini, muncul standarisasi tentang suatu sistem ekonomi di Masyarakat.
Majunya teknologi dan ilmu pengetahuan membuat para pelaku usaha akan terus
menggembleng usaha mereka sampai titik paling maksimal mereka. Namun kadang
kala mereka lupa terhadap poin tentang penghargaan atas sesama, sehingga
yang menjadi focus mereka hanya akan berkutat pada seputar efisiensi biaya dan
waktu. Majunya zaman membuat pekerjaan menjadi lebih cepat karena teknologi
akan lebih berkembang, penggunaan teknologi AI dan hal-hal robotic akhirnya
akan menemui titik jenuh dan membuat manusia perannya tersisihkan. Namun kadang
kala Perusahaan akan menganggap bahwa loyalitas karyawan bukan merupakan suatu
hal yang perlu diperhatikan, mereka cukup nyaman untuk menganggap bahwa
teknologi bisa mengcover seluruh segala peran manusia, namun point penting yang
mereka lupakan adalah dalam sistem ekonomi terdapat suatu hal penting Bernama “konsumen”
pemutusan hak kerja secara masif sebagai akibat merebaknya teknologi, akhirnya
menurunkan nilai keterjangkauan konsumen dari produk yang dipasarkan tiap-tiap
rumah produksi, sehingga yang terjadi hanyalah para pelaku produksi sedang
mencoba menjemput ajalnya sendiri. Akan besar peluang terjadinya suatu “great
depression” yang menjadikan terjadi suatu krisis ekonomi besar secara masif
sebagai buah dari ke serakahan para pemilik modal dalam mengejar efisiensi dan materialistic.
Politik.
Mari berbicara tentang hal yang sangat penting. Politik merupakan salah satu yang tidak bisa lepas apabila kita berbicara tentang teknologi dan ilmu pengetahuan. Meningkatnya kebutuhan tiap negara baik kebutuhan primer atau gengsi akan menjadikan situasi perang lebih sering terjadi. Kita akan berbicara tentang perang dunia ketiga, dan saya akan membenarkan kata albert einstein, bahwasanya perang dunia ketiga adalah suatu wadah untuk genosida masal, penggunaan senjata kimia secara masal bukan sesuatu yang harus kita anggap rahasia lagi, jutaan nyawa akan melayang sebagai korban dari peruncingan ketegangan antar kepentingan negara.
Negara-negara
yang dahulu masih menahan diri akhirnya terdesak oleh ke urgensiannya sendiri
sehingga pada akhirnya merubah gertakan itu menjadi suatu Tindakan nyata. Maka sangat
besar kemungkinan bahwa dunia akan di reset atau diatur ulang. Anak keturunan
kita akan Kembali memulai fase becocok tanam, berburu dan bertengkar dengan
kayu dan batu, perang dunia keempat adalah suatu fase dimana manusia di zaman
itu akan bertengkar dengan tombak dari batu, batu dan beberapa hal yang masih
bisa di beri oleh semesta.
Religiusme dan aspek kehidupan sosial.
Meningkatnya rasa individualism akan mendorong manusia pada
fase dimana kekerabatan bukan satu hal yang perlu diperhatikan, akan banyak
manusia yang tidak mengenal orang yang hidup di sebelah rumahnya dan akhirnya
manusia akan menderita karena aspek sosialnya tidak akan terpenuhi. Lalu, Manusia
akan men sekulerkan kehidupan beragama. Agama hanya akan dianggap dogma yang
menyesatkan dan menghambat kemajuan manusia. Sehingga di masa depan kita tidak
akan merasakan hari-hari besar keagamaan seperti idul fitri, idul adha, paskah,
natal, waisak, nyepi, imlek dan lainnya. Akan terlalu banyak pertengkaran
karena hal-hal kecil karena manusia akan memandang tinggi derajat mereka dimata
orang lain. selain itu merebaknya fitnah-fitnah yang tidak benar akan
menjadi makanan kita sehari-hari. Kejulidan yang terus dinormalisasikan akan
membuat kita sadar mengapa hal ini memang bisa saja terjadi.
Lalu hal-hal minor lainnya berupa :
Berakhirnya perang antara israel dan palestina dengan bangsa
palestina sebagai pemenangnya, setelah pertempuran berabad-abad lamanya.
Menurunnya moralitas muslim yang akan kalah pada pemakluman
budaya yang tidak sejalan dengan syariat islam, dan gemerlapnya duniawi. Dan lain-lain.
*
Saya tidak akan mengatakan bahwa saya peramal atau dewa yang
mengetahui segalanya, tapi hal inilah yang kiranya yang saya duga akan kita
hadapi kedepannya.
Komentar
Posting Komentar