Kenapa orang indonesia sangat mudah di provokasi tentang "pki"
Partai Komunis Indonesia, Partai yang telah diharamkan namanya di percaturan politik Indonesia, apalagi kalau bukan peristiwa paling tak beradab malam 30 september sampai pagi di awal bulan oktober tahun 1965, sebuah peristiwa dimana 6 Jendral AD dan Seorang Perwira dibunuh dan dikubur dalam sebuah sumur tua nan sempit, di daerah lubang buaya.
Apa kita perlu panjang lebar menjelaskan bagaimana kejinya pki dimasa pra kemerdekaan sampai orde lama? Saya pikir tidak usah, kita tahu bahwa pki sangat tak punya otak, dalam menghargai sebuah nyawa demi mencapai dengan apa yang mereka sebut sebagai sebuah "revolusi." Madiun 1948, dan g30spki/gestok sudah cukup mewakili mindset kita, tentang bagaimana brutalnya pki sebagai sebuah organisasi politik.
Tapi pki kan sudah mati sejak orde lama (tentu saja menjelang orde baru)? Apa masih ada di jaman modern tepatnya di era reformasi ini? Hmmm rasanya mustahil. sangat mustahil mempertahankan ideologi komunisme di era global dimana pengaruh liberalisme lebih menerjang daripada komunisme yang malah ditinggal pecah oleh induknya. Tentu saja hal ini terjadi jika anda tidak menjadi seorang warga negara korea utara, vietnam, china atau yang lainnya.
Lalu apa hubungannya dengan Indonesia? Kendati ideologi komunisme sudah mati hampir setengah abad yang lalu namun, isu isu komunisme tetap saja menghantui perdemokrasian republik ini. isu isu politik komunisme menyeruak bersama mindset tentang bengisnya pki dan percobaan kudeta yang gagal beberapa puluh tahun silam. Agaknya mindset inilah yang terus menjadi momok menakutkan yang terus diekploitasi oleh akar rumput para politikus. Propaganda tak berujung, pendekatan terhadap negara negara tertutup seperti korea utara dll, serta tentu saja kekeliruan tentang agama dan komunisme yang masih dianggap terpisah oleh masyarakat, menjadi makanan empuk para akar rumput untuk merebakan isu isu politik sampah republik ini.
Terlebih lagi soal agama, dimana akar dari segala konstitusi negeri ini berdiri adalah hal yang sangat sentimentil untuk diperdebatkan. Kekeliruan yang terus dipelihara tentang agama dan komunis ini menjadi sebuah dongeng turun temurun antar generasi, dimana masih banyak orang yang tak bisa membedakan komunisme dan atheisme. keduanya jelas berbeda karena berbeda peruntukannya, komunisme bergerak dibidang politik dimana ia bersumber dari ideologi sosialisme yang menyamakan hak antar kaum miskin dan kapitalis, jelas tak ada sangkut pautnya tentang agama. Lalu dengan Atheisme, Atheisme bergerak di sektor yang kita sebut dengan istilah kepercayaan atau agama. Jelas para penganut Atheisme tak mengakui keberadaan tuhan atau minimal meragukan eksistensinya, penjabaran yang sederhana. Lalu darimana semua kekeliruan ini berasal? "Agama itu candu." Selorohan Karl max yang membuat masyarakat indonesia mis konsepsi, dimana padahal untuk sejatinya Karl hanya menyentil pihak pihak religiusme yang terkesan terlalu pasrah pada nasib tanpa mau berusaha untuk mengubahnya, bukan malah untuk menghapus ke eksistensian tuhan di mata sosial.
Lalu sebahaya mana kekeliruan ini apabila di lanjutkan? Singkatnya, jika kekeliruan ini adalah sebuah lorong tak berujung, maka kita harus bersiap menjadi bangsa yang hanya jalan ditempat, menjadi bangsa yang semrawut apabila dihantam dengan isu yang sama dan berulangkali, menjadi bangsa yang terpecah belah hanya karena isu isu akar rumput yang sampah. Kekeliruan ini akan memunculkan problematika problematika yang bergerak di siklus yang sama dalam perpolitikan nasional. Ketidak stabilan politik menjadi ancaman nyata dalam keberlangsungan negara, kesimpang siuran regulasi akan menjegal segala hak hak warga dalam bermasyarakat dan bernegara. Bukankah semua itu cukup nyata untuk terjadi dikemudian harinya?
Dan bagaimana penyelesaian nyata dari kasus turun temurun ini? Masyarakat perlu mempelajari secara runtut apa itu komunisme sehingga meminimalisir salah tafsir. (Ya itu juga apabila masyrakat yang budiman tidak keberatan untuk meninggalkan konten konten percintaan yang membuat busuk insan pertelevisian sih.) berlaku juga untuk para guru sejarah atau guru pkn yang masih terbawa ilmu ala orde baru. Masyarakat juga perlu meredam egoisme masa lalu dan berpikir jernih, agar tidak senantiansa terlarut pada emosi dan hanya menjadi mainan para politikus senayan.
Komentar
Posting Komentar