Assalamualaikum wr.wb.
Hai, Apa kabar? Semoga kamu baik baik saja.
Gak banyak sih yang mau saya tulis, bahkan saya sedikit susah untuk memulai semua kata kata saya, seperti semua kata kata saya lenyap tersesap rasa kagum pada kamu, wanita yang akan selalu saya temui di pagi hari saya.
Saya bagian dari semesta, dan juga kamu, fakta itu tak terbantahkan. Saya, kamu dan semesta ini berjalan di dalam genggaman tuhan, termasuk bagaimana cara saya dan kamu bertemu di suatu hari nanti, dan bagaimana cara tuhan yang membuat waktu untuk memisahkan kita secara "sementara" sudah terskenario oleh naskah tulisan tuhan secara sempurna. Jangan berusaha menebak, karena di hari ini, saya belum tahu siapa kamu? Siapakah namamu? Dimanakah kamu sekarang atau mungkinkah kamu adalah orang yang saya kenal sekarang? Saya tak tahu jawabannya karena saya manusia biasa, tapi siapapun kamu saya yakin kalau kamu adalah wanita terbaik yang dikirim tuhan untuk saya.
Terimakasih untuk telah mempercayakan saya sebagai imammu, suatu kehormatan dan kebanggaan, saya akan berjanji melaksanakan sebaik baiknya sampai akhir hayat saya, saya pastikan Allah telah mencatat sumpah saya itu saat saya mengijab kabul dirimu, memegang erat tangan ayah atau pria yang kamu percayai pada hari itu dan menatap matanya dengan mantap bahwa saya akan menjaga kamu sekuat raga dan jiwa saya.
Saya jatuh cinta dengan kamu, bahkan saat saya belum mengenal kamu, sungguh aneh saat ditelaah tapi itulah kenyataanya saat saya menyadari bahwa kamu adalah salah satu hadiah terbaik yang dikirim Allah untuk saya suatu hari nanti saya menyadari bahwa Allah tengah menyimpan hadiah paling sempurna untuk hidup saya sekarang.
Lalu apa yang akan saya perbuat sekarang? Saya tak mungkin diam saja, saya butuh persiapan yang matang untuk memimpin dirimu kelak. Saya tidak bisa memimpin dengan asal asalan karena itu berarti melanggar sumpah saya, dan sepatutnya saya sadari bahwa kamu adalah bagian dari tanggung jawab saya yang harus saya pertanggung jawabkan pada Allah nanti di hari penghakiman. Saya tentu akan bekerja keras untuk beranjak mempersiapkan altar sujud saya ke hadapannya, sungguh tak patut bukan jika saya berlaku lihat bijak tapi sujud saya masih jemu menyentuh bumi. lalu di sisi lain, saya akan berkerja segiat mungkin sebagai kewajiban saya sebagai kaum lelaki, karena saya tidak mungkin mengkhianati janji dan kepercayaan orang tua kamu kepada saya, saya tidak mungkin menyianyiakan wanita yang mereka rawat dan sayangi sejenak lahir, saya akan berusaha untuk memenuhi semua itu sekuat dan semampu saya, maka dari itu doakan saya sedari sekarang ya ^_^.
Lalu untuk kamu, wanita saya yang saya sayangi, tetaplah belajar dan belajar dari hidup kamu meskipun kamu akan terus membuat kesalahan dari itu, saya juga melakukannya tapi dengan versi saya, namun saya yakin kamu mampu menjadi wanita hebat seperti yang saya inginkan dengan cara kamu, apapun itu caranya. Saya butuh kamu sebagai wanita tangguh bukan sebagai sosok yang berdiri dibelakang saya, tapi sebagai sosok yang berdiri di samping saya, membuat saya kuat, mendorong saya untuk maju dan menjadi teman diskusi yang menyenangkan, ya walaupun nanti ada sedikit selisih paham, tapi saya yakin itu tak mampu membuat kita berjauhan bukan?. Tidak ada kata orang nomor dua di keluarga, kita satu saling memberi kekuatan, kita adalah team yang akan membuat keluarga ini sukses secara lahir dan batin agar nanti saat kita bertemu tuhan saya bisa mengatakan "Ya saya punya keluarga hebat karena punya wanita yang hebat." Dan kamu juga bisa berkata "Dia (suami saya) adalah pria hebat yang selalu membuat keputusan bijak untuk keluarga saya."
Dan sebagai kodrat untuk menjadi pemimpinmu, saya harap kamu senantiasa menghormati saya sebagai imam, kepala keluarga dan partner hidup kamu. Saya tidak mengatakan untuk kamu mutlak tunduk kepada semua keputusan saya, karena sayapun manusia yang tak luput dari segala keputusan yang bisa saja salah. Namun saya berharap kamu tahu batas kemampuan saya, batas kamu bisa berpikir pada situasi saya pada suatu saat itu. Saya juga berharap kamu bahkan saya juga bisa saling mereduksi egoisme yang mengendap lara di dasar hati, menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan individu masing masing. Tahu batas untuk mengejar suatu kepentingan, termasuk materi karena saya tak suka jika kamu harus mendorong saya pada jurang materialisme, membuat saya lupa pada apa yang menjadi awal mula semua kebahagiaan abadi yaitu Allah sebagai tuhan saya dan kamu serta Keluarga sebagai dari sebagian orang bijak yang hidup di sekeliling saya. Saya juga tidak menyukai terlalu banyak publikasi, maafkan saya, saya hanya ingin kamu memublikasi kehidupan kita secara tidak berlebihan, karena walaupun kita hanya masyarakat biasa hal itu tetap tak menutup kemungkinan menimbulkan hal hal buruk seperti iri dengki dan semacamnya, saya tidak mau kita atau kamu malah menjadi sumber dosa baru bagi keluarga kita nanti. jadi sekali lagi maafkan saya jika saya tidak menulis caption romatis yang panjang lalu memajang foto kamu sebagai tanda saya menyayangi kamu, biarlah saya melakukannya secara sederhana se sederhana saya mencium kening kamu atau memandang wajah cantik kamu saat kamu tertidur pulas lalu bergumam dalam hati betapa beruntungnya saya bisa mendapat wanita sehebat kamu dihidup saya.
Sebagai ujung, perpisahan adalah takdir yang tak terelakan. Walaupun sekuat apapun tangan kita saling menggenggam, namun semesta punya 1001 cara untuk memisahkan kita dan apabila itu ketetapan tuhan yaitu kematian memisahkan raga kita, saya akan berdoa agar ia hanya memisahkan raga kita sementara waktu saja dan menyimpan pertemuan kita lagi di waktu yang tepat pula di dimensi sana nanti.
Dan, jika kamu tanya apakah saya masih sendiri sekarang, ya secara tekhnis saya masih sendiri, tapi itu pilihan saya sekarang, saya pikir itu terbaik untuk saat ini, saya masih belum mau membuat luka baru apabila saya mempercayakan hati saya kepada orang lain dan ternyata itu bukan kamu, saya belum mampu menyembuhkan luka yang baru. jadi biarlah saya menyimpan kesendirian saya untuk sementara, lebih baik saya mempersiapkan diri saya, membangun diri saya agar cita cita saya untuk memimpin kamu lancar sesuai jalannya, lagipula saya masih punya tugas untuk menjaga dan membahagiakan seorang wanita lain yang biasa saya panggil Ibu, ya calon mertuamu nanti :)
Cukup sekian pesan panjang atau singkat saya ini, Maaf apabila banyak kata atau hal yang belum saya mampu sampaikan, saya terlalu kaku untuk mengatakan bahwa betapa bahagia dan berharganya hidup saya ketika saya mampu memiliki kamu :)
Assalamualaikum wr.wb.
Komentar
Posting Komentar