Katamu kau membenci pagi
Disaat rekan sejawatmu membius bisanya
Kau tetap anggun
Kau tetap memagari bibirmu dengan senyum
Walaupun kau sedikit memaksanya
Katamu kau lemah
bak daun kering yang tertiup angin
Tapi
Keluhmu sangat pelit
Tangismu banyak
Jelasmu padaku
Katamu kau membenci pagi itu
Tapi kau selalu kembali
Kau selalu hadir
Untuk pura pura semua berjalan sesuai rekam nada
Mengalun irama
Memungkas semua tangismu yang tertahan malam lalu
Karena kamu memang begitu
Dan akan tetap seperti itu
Karena kamu,
Salah satu singularitas alam semesta
Dan hanya pada dirimu
Rasa kagumku menempatkan dirinya dengan damai
Komentar
Posting Komentar