Langsung ke konten utama

Sebuah cerita dari kawan lama

 Jaman Sd adalah jaman dimana kita masih polos polosnya. Mulai dari jadwal suntik tahunan yang horor, pernah dapet nilai 0 gara gara nggak bisa bedain bilangan ganjil dan bilangan genap dan pengalaman pengalaman polos gue lainnya pernah gue lakuin dijaman ini, bahkan gue kadang gue suka mikir "kok gue sepolos itu ya?".

Ngomong ngomong soal Sd, Gue punya temen namanya Ahmad hisyam tapi demi kepentingan kepenulisan kita panggil saja dia dengan sebutan Bucinman karena kebiasaannya ngebucin Di FB yang kadang bikin beranda Fb gue penuh sama bucinan dia. Bucinman ini mukanya akulturasi dari arab dan bumbu bumbu jawa demak disana sini. Tinggi lumayan semampai, ya udah memenuhi kriteria tiang listrik lah dan alis tebal kayak Rock lee atau Might guy di anime naruto. Rumahnya enggak jauh jauh amat dari rumah gue, paling 500-700Meteran dari kamar gue, cuma dipisahin beberapa rumah tetangga jadi kalian bisa lari telanjang lewat belakang rumah tetangga gue kalau mau ketemu sama dia tanpa harus takut ketahuan orang lain, tapi sejujurnya gue belum pernah ngelakuin hal itu. Walaupun rumah kita lumayan deket, tapi ya karena keterbatasan waktu kitapun enggak selalu bisa ketemu lagi, paling saling sapa pas papasan doang.

Perkenalan kita dimulai sejak kelas 3 sd walaupun teman seangkatan tapi gue baru deket pas kelas 3 sd. entahlah gue juga nggak sadar kalau ternyata dia pernah juga jadi saksi gue boker dicelana pas kelas 2 sd. Perkenalan kita nggak seindah di Ftv yang berawal dari tabrakan terus saling pandang pandangan terus jatuh cinta, jijay lah gue masih normal tau.  Perkenalan kita justru karena band WALI, Iya WALI!, tepatnya karena lagu "baik baik sayang".

"Hanya satu pintakuuu untukmu dan hidupmu baik baik sayang ada aku untukmuuuu..." suara yang nggak merdu merdu amat dari bucinman menyambut pagi di kelas gue.

"Hanya satu pintakuu di siang dan malammu baik baik sayang karena aku untukmu..."bucinman kembali menyambung lagunya, kini mencoba high note tapi gagal karena suaranya terlalu rendah.

Gue nggeletakin tas gue yang bermotif power ranger lengkap dengan action figure yang nempel didepannya di atas meja tempat gue duduk. Gue triggered karena nada yang dinyanyiin si bucinman kadang terasa banyak salahnya.

"Semua keinginan akan aku lakukan sekuat semampuku sayang" gue reflek nyanyi kemudian si bucinman yang denger suara gue langsung noleh kebelakang, alisnya turun naik mengamati gue nyanyi kayak juri indonesian idol .

"Karena bagiku kau kehormatanku dengarkan dengarkan aku, hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu baik baik sayang ada aku untukmu.... hanya satu pintaku disiang dan malammu baik baik sayang karena aku untukmuuu....", sambung nyanyi gue sampai akhir dan disambut tepukan tangan dari ahmad.

"Suka nyanyi juga?" Tanya bucinman kegue dengan antusias karena tahu kalau yang ngefandom sama Wali nggak cuma dia doang.

"Lumayan"

"Suka wali?"

"Lumayan, nggak ngefans ngefans amat, lebih ngefans sama ebiet g ade", gue jawab ramah.

"Oh, tau lagu wali apa aja?".

"M.a.t.s., cabe, si udin bertanya, tomat, mari sholawat, dik, baik baik sayang, aku bukan bang toyib, harga diriku, puaskah, sephia...".

"Itu sheila on 7", dia menyela gue pas nyebutin sephia sebagai lagunya wali.

"Oh iya, Cari jodoh, tetap bertahan, banyak deh".

"Wah hebat, gue aja nggak sehapal itu", "nyanyi lagi yuk, cari jodoh".

"Yuk".

Tererorettererorettereroret, kira kira gitulah gue niruin suara gitarnya apoy walaupun kenyataannya gue malah keliatan kayak bocah idiot.

Selain suka nyanyi lagu wali sama gue, kita juga suka jajan di mamang mamang yang sama, bahkan langganan. FYI aja, nggak berniat menjelekan tapi jujur aja kalau sebenernya masakan mamangnya itu kurang enak, makanya dagangan dia agak sepi ketimbang mamang mamang lainnya, tapi seenggaknya mamang mamang langganan gue enggak jualan aib orang lain lah saat itu. Alasan terbesar gue jadi langganan mamang mamang itu sebenarnya adalah karena mamang tersebut mukanya mirip ayah gue, saat itu ayah gue perantauan jadi gue sering kangen sama dia sampe akhirnya gue bayangin kalau masakan mamang tadi adalah masakan ayah gue. Mulanya gue kira cuma gue yang langganan sama dia, dan gue kira si  bucinman cuma nganterin gue atau kebetulan laper aja, tapi berjalan beberapa hari/bulan ternyata si bucinman juga Jadi langganan mamang mamang tadi bahkan kalau gue belum sempet jajan  dia yang ngajakin gue.

"Ndo jajan yuk" ajak si bucinman dengan nada manja.

"Ngaaa?", Gue masih agak kaget, "beneran?" Gue memastikan lagi ajakan dia.

"Isssh iyaalaahh masak gue boong".

"Oh okelah". Gue nurut aja sambil mengharap kalau lidah si bucinman lagi dalam keadaan baik baik aja.

Persahabatan kita juga enggak mulus mulus amat, karena kebetulan dia adalah orang yang lumayan keras kepala jadi dia lebih sering dimusuhin sama temen sekelas. Gue juga pernah ngambek sama dia bahkan hampir sampe 2 minggu lebih, setiap dia dateng pasti gue pergi, dia nanya gue, gue enggak pernah jawab. Awal mulanya sih karena masalah yang simple walaupun sebenernya enggak simple juga, yaitu karena gue jatuh dari sepeda. Salah dia juga sih dia dorong gue lumayan kenceng sampe gue nabrak pohon mangga terus bikin rem sepeda gue patah.
Gue yang nyusruk ngomel ngomel sama dia.

"Lo kenapa sih? Ganti rugi dong!".

"Ganti rugi kenapa? Gue kan enggak salah?" Dia menyangkal, dan komuk enggak bersalah.

"lo kan dorong gue tadi, kenceng lagi sampe remnya patah!".

"Enggak enggak". Dia berlalu ninggalin gue terus akhirnya gue harus nuntun sepeda sampe rumah gara gara takut nabrak pohon lagi karena remnya udah blong. Kita akhirnya baikan setelah dia minta maaf kegue, dengan mata yang berkaca kaca yang bikin gue nggak tega buat nolak permintaan maaf dia.

Setelah kita naik ke Smp kita jadi nggak terlalu deket karena beda kelas, kebetulan dia di 7D dan gue di 7C yang dulu bahkan gue udah nemu sahabat baru atau bahkan udah bikin geng sendiri, apalagi pas gue pindah sekolah, komunikasi kita (gue dan bucinman) makin jarang, gue baru main fb sejak kelas 8 dan gue baru nemu akun fb dia sejak kelas 9 mau masuk kelas 10 Sma, mulanya seperti sahabat yang udah lama nggak ketemu, kita saling mengungkapkan rindu di chat Fb sambil diselingi kata legend "sekarang udah gede ya".
Gue juga baru tau kalau ternyata dia jadian sama temen sekelas kita juga setelah si bucinman bilang sendiri ke gue. Kita menjauh lagi setelah dia jarang buka FB lagi, gue sempet juga minta WA dia tapi akhirnya nggak guet catet karena males awowkwowkok.

Kita kembali ketemu pas sholat idul adha tahun 2015. di serambi masjid seorang pemuda manggil nama gue dan setelah gue mendekat dan mengamati struktur wajah dia gue akhir tau kalau dia juga salah satu temen sd gue yang namanya "Fais".

"Disini lu ndo? Lama nggak keliatan".

Nggak langsung gue jawab karena otak gue lagi loading memahami kata kata dia dalam logat jawa tengah versi "jepara".

"Enggak, cuma liburan aja".

"Sekolah dimana?".

*loading lagi*

"Oh, sekolah di rembang".

"Ngapain disana?".

*loading lagi*

"Nemenin nenek gue, udah nggak ada yang jagain".

Tiba tiba terasa tangan seseorang menepuk pundak gue, gue reflek menoleh ke samping kiri belakang.

"Eh elu, lama nggak ngeliat, gimana sukses?". Tanya gue kr bucinman.

"Gini gini aja sih, belum ada prospek, lu sendiri gimana?".

Dia mengurut janggutnya yang mulai berkumis. "Gue baru sekolah di smk Bp sih, sama si riko dan Iwan".

"Loh iwan sekolah smk Bp juga?".

"Iya, kan dia anak sultan". Jawab dia singkat lalu berdiri meninggalkan gue buat melaksanan sholat, mencoba merangsek ke shaf paling depan. Gue ikut berdiri terus menuju shaf depan tapi nggak sempet sebelahan sama  bucinman, sembari gue merapatkan barisan dengan jamaah lain gue berpikir "semoga si bucinman nggak inget soal gue boker dicelana dulu".







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Afterlife

  “Tidak… dia nampaknya tak akan bertahan lebih lama lagi.” “Aku harap ini adalah moment-moment terbaik di sisa hidupnya.” Suara berisik itu terus bersahut-sahutan diruangan tersebut. Akiong yang sudah lama di terpa oleh penyakit lansia kini telah sampai pada kekalahan atas pertarungan hidupnya selama ini. Dunia perlahan memudar dari kedua matanya. “Mungkinkah ini saatnya?” tanya Akiong dalam hati. “ah memang saat inilah waktunya.” Pungkasnya lagi kemudian disambut dengan gelap yang perlahan mulai menjalari penglihatannya. Tiiiitttt……… detector jantung menyala, meniupkan bunyi Panjang yang akhirnya mensunyikan ruangan tersebut. Semua Nampak tak percaya dan setengahnya telah menduga, beberapa orang diruangan tersebut saling berpandangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya memeluk Akiong dengan isak tangis perpisahan.       ****** “ Ah dimana aku ini?” Tanya Akiong kaget, terbangun dari tidurnya. Matanya memutar sejenak, dipandanginya sekeliling ...

Yang akan terjadi pada kehidupan umat manusia di masa depan

  Masa depan adalah suatu periode waktu dengan berjuta ketidak pastian, kadangkala ia akan bersifat baik ataupun malah sebaliknya. Pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan oleh umat manusia hanyalah pada sebatas prediksi dengan probabilita kemunkinan terjadi yang sangat terbatas. Bisa aja hal itu meleset, namun bisa saja menjadi benar. Selain itu, ke akuratan dari prediksi tergantung dari sudut pandang dan persepsi orang lain pula. Kadang ke jelasan kalimat yang tidak utuh akhirnya menghasilkan sesuatu yang terlalu ambigu atau mempunyai dua makna yang bisa diartikan secara multilinier. Sehingga pada akhirnya kebenaran dari masa depan terkesan dirangkul dengan satu kalimat tanpa penjelasan terperinci.   Adapun masa depan adalah sebuah periode yang tidak menemui kepastian, namun bisa saya Tarik prediksi bahwa beberapa hal yang saya cantumkan mungkin bisa jadi hal yang akan terjadi di masa depan, walaupun tidak 100% benar, ataupun bisa 100 % salah, namun hendaknya semua perk...

Yuda dan Wulan

  Suatu hari disuatu sudut sekolah di pertengahan tahun 2018. Di sudut kelas ips 3, yuda seorang siswa setengah jangkung itu berdiri bersandar pada tembok kelas tersebut. Matanya untuk sekejap mengudara mengitari sudut sekolah yang mulai sepi. Hal ini karena angkatannya telah meninggalkan sekolah, dan hanya tersiksa adik-adik kelasnya yang masih berada di dalam kelas. Perbedaan kurikulumlah yang mengakibatkan hal ini bisa terjadi. “Baiklah anak-anak, sepertinya ada yang sedang menunggu kalian diluaran sana.” Kata Bu eko datang dari dalam kelas. Yuda yang sedari tadi melongok dari jendela tiba-tiba menunduk setelah seisi kelas mengalihkan pandangannya ke arah yuda. “Sialan. Bu eko kalau jail emang suka kebangetan.” Gerutunya. “Hei wulan, pangeran yuda sudah siap menjumputmu.” Kata salah satu anak mengejek. Wulan tersenyum sinis, perasaan malu dan senang itu bertarung hebat di dadanya. “Hei yuda, sedang menunggu siapa kamu disana?” Tanya bu eko seolah memulai interoga...